Kamis, 29 Oktober 2015

Pidhato Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Pak ustadz dan dan saudara – saudaraku sesama kaum muslimin.
Alhamdulilah wa syukurilah, sampai detik hari ini kita semua masih  di karuniai rahmat, serta  berbagai macam nikmat oleh Allah Swt. Nikmat lahir batin dan nikmat disediakannya berbagai sarana kehidupan yang semuanya itu harus kita syukuri sebagai seorang muslim, dan  peringatan isra’ mi’raj nabi besar Muhammad Saw yang kita selenggarakan ini sebagai wujud kita dalam  bersyukur kepada Allah Swt, Amin. Rahmat serta salam semoga tetap tercurah atas nabi besar muhamad Saw, keluarga nya, sahabat nya dan orang – orang yang sadar akan ajaran dan syariat agama islam.
Pak ustadz dan saudara - saudaraku yang berbahagia! Pada kesempatan yang berbahagia ini, dan agar lebih semarak lagi suasana peringatan isra’ mi’raj kali ini, izinkanlah saya berbagi pengetahuan tentang hikmah peringatan yang kita adakan ini, yakni “Isra’ mi’raj nabi Muhammad Saw”. Hadirin ! peirngatan isra’ mi’raj suasana nya memang ada sedikit perbedaan dengan peringatan “Maulid nabi Saw”, kalau maulidan kita boleh mengadakan berbagai hiburan dan kesenian, namun dalam peringatan isra’ mi’raj, menurut saya  kurang pantas jika diadakan berbagai macam kesenian atau hiburan.
Saudara – saudaraku sekalian ! Peristiwa isra’ mi’raj justru terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian Nabi Muhamad Saw, kala dimana Rasulullah dalam keprihatinan, sehingga menurut sejarah, tahun itu disebut tahun duka cita atau “AMUL KHUZNI”  Saudara – saudaraku  yang berbahagia! Betapa tidak prihatin, betapa tidak susah Rasulullah Saw, justru  pamanda Abu tholib yang selama di awal proses perjuangannya sebagai rasul utusan Allah Swt, Abu Tholib sebagai benteng utama terhadap serangan dan ancaman orang – orang kafir musyrik justru wafat pada tahun itu.Tidak berapa lama kemudian disusul Siti Khodijah, istri Rasulullah Saw yang  di masa perjuangan beliau, benar – benar mendukung perjuangan Rasulullah Saw. Kedua orang tersebut meninggalkan Rasulullah Saw untuk selamanya.

Saat Rasulullah Saw tertimpa kesempitan itulah, orang – orang kafir musyrik ingin menggagalkan perjuangan suci Rasulullah Saw dengan semakin nekat dan gencar serta semakin menjadi – jadi, alangkah duka cita – cita nya Rasulullah pada saat itu. Lalu Rasulullah Saw diajak pergi oleh malaikat Jibril dan Mikail atas perintah Allah Swt yang disebut Isra’ Mi’raj atau yang lebih kita kenal sebagai perjalanan, peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab, tahun ke-11 dari kenabian beliau. Maka dari sini dapat kita tarik beberapa pelajaran diantaranya :
Pertama : suatu perjuangan, lebih baik diangkat seorang sebagai pengayom dan penasehat yang berwibawa, hal ini meniru sikap Abu Tholib/ paman nabi Saw dan perjuangan harus di dukung serta di picu oleh para dermawan yang ikhlas mencari ridho Allah Swt, dan hal ini meneladani sikap mental Siti Khadijah istri Rasulullah Muhamad Saw
Ke 2 : perjuangan harus ada pelaksanaan dan pemikir yang teguh dengan pendirian, hal ini meneladani perjuangan Rasulullah Saw, sebagai uswatun hasanah bagi kita umat Islam
Ketiga : ujian dan cobaan Allah Swt terhadap semua hamba-Nya tetap berlaku dan tidak pandang bulu, hanya saja ujian atau cobaan itu, ada yang menyenangkan dan ada pula yang tidak menyenangkan. Jalan keluarnya adalah dengan sholat malam lalu membaca istighfar dan meminta ampun kepada Allah Ta’ala. Insya Allah keprihatinan dan kesulitan hidup akan lekas hilang, dan segera kita di beri petunjuk jalan keluarnya, Nabi Saw bersabda : “ sholat itu M’raj nya orang – orang yang beriman”
Kiranya cukup sekian pidhato ini, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang dan lebihnya saya mohon maaf, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar