Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Pak ustadz dan
dan saudara – saudaraku sesama kaum muslimin.
Alhamdulilah wa
syukurilah, sampai detik hari ini kita semua masih di karuniai rahmat, serta berbagai macam nikmat oleh Allah Swt. Nikmat
lahir batin dan nikmat disediakannya berbagai sarana kehidupan yang semuanya
itu harus kita syukuri sebagai seorang muslim, dan peringatan isra’ mi’raj nabi besar Muhammad
Saw yang kita selenggarakan ini sebagai wujud kita dalam bersyukur kepada Allah Swt, Amin. Rahmat serta
salam semoga tetap tercurah atas nabi besar muhamad Saw, keluarga nya, sahabat
nya dan orang – orang yang sadar akan ajaran dan syariat agama islam.
Pak ustadz dan saudara
- saudaraku yang berbahagia! Pada kesempatan yang berbahagia ini, dan agar
lebih semarak lagi suasana peringatan isra’ mi’raj kali ini, izinkanlah saya
berbagi pengetahuan tentang hikmah peringatan yang kita adakan ini, yakni
“Isra’ mi’raj nabi Muhammad Saw”. Hadirin ! peirngatan isra’ mi’raj suasana nya
memang ada sedikit perbedaan dengan peringatan “Maulid nabi Saw”, kalau
maulidan kita boleh mengadakan berbagai hiburan dan kesenian, namun dalam
peringatan isra’ mi’raj, menurut saya kurang pantas jika diadakan berbagai macam
kesenian atau hiburan.
Saudara – saudaraku
sekalian ! Peristiwa isra’ mi’raj justru terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian
Nabi Muhamad Saw, kala dimana Rasulullah dalam keprihatinan, sehingga menurut
sejarah, tahun itu disebut tahun duka cita atau “AMUL KHUZNI” Saudara – saudaraku yang berbahagia! Betapa tidak prihatin,
betapa tidak susah Rasulullah Saw, justru
pamanda Abu tholib yang selama di awal proses perjuangannya sebagai
rasul utusan Allah Swt, Abu Tholib sebagai benteng utama terhadap serangan dan
ancaman orang – orang kafir musyrik justru wafat pada tahun itu.Tidak berapa
lama kemudian disusul Siti Khodijah, istri Rasulullah Saw yang di masa perjuangan beliau, benar – benar mendukung
perjuangan Rasulullah Saw. Kedua orang tersebut meninggalkan Rasulullah Saw
untuk selamanya.
Saat Rasulullah Saw
tertimpa kesempitan itulah, orang – orang kafir musyrik ingin menggagalkan
perjuangan suci Rasulullah Saw dengan semakin nekat dan gencar serta semakin
menjadi – jadi, alangkah duka cita – cita nya Rasulullah pada saat itu. Lalu
Rasulullah Saw diajak pergi oleh malaikat Jibril dan Mikail atas perintah Allah
Swt yang disebut Isra’ Mi’raj atau yang lebih kita kenal sebagai perjalanan,
peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab, tahun ke-11 dari kenabian beliau. Maka
dari sini dapat kita tarik beberapa pelajaran diantaranya :
Pertama : suatu
perjuangan, lebih baik diangkat seorang sebagai pengayom dan penasehat yang berwibawa,
hal ini meniru sikap Abu Tholib/ paman nabi Saw dan perjuangan harus di dukung
serta di picu oleh para dermawan yang ikhlas mencari ridho Allah Swt, dan hal
ini meneladani sikap mental Siti Khadijah istri Rasulullah Muhamad Saw
Ke 2 : perjuangan harus
ada pelaksanaan dan pemikir yang teguh dengan pendirian, hal ini meneladani
perjuangan Rasulullah Saw, sebagai uswatun hasanah bagi kita umat Islam
Ketiga : ujian dan
cobaan Allah Swt terhadap semua hamba-Nya tetap berlaku dan tidak pandang bulu,
hanya saja ujian atau cobaan itu, ada yang menyenangkan dan ada pula yang tidak
menyenangkan. Jalan keluarnya adalah dengan sholat malam lalu membaca istighfar
dan meminta ampun kepada Allah Ta’ala. Insya Allah keprihatinan dan kesulitan
hidup akan lekas hilang, dan segera kita di beri petunjuk jalan keluarnya, Nabi
Saw bersabda : “ sholat itu M’raj nya orang – orang yang beriman”
Kiranya cukup sekian
pidhato ini, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua,
kurang dan lebihnya saya mohon maaf, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar